Sabtu, 28 Februari 2009

Galaksi Bimasakti Lebih Ringan Ketimbang Matahari


CALIFORNIA - Menurut penelitian yang baru-baru ini dilaksanakan, Galaksi Bimasakti diprediksi memiliki beban sekira satu triliun lebih ringan dibanding matahari.

Sebelumnya, diprediksi berat galaksi bimasakti hanya berada dikisaran 750 miliar hingga 2 triliun berat matahari. Namun prediksi ini ternyata salah dan para ilmuwan percaya bahwa ukuran berat kali ini sudah benar karena telah melalui metode yang diperbaharui.

Berat galaksi ini diperkirakan dikontribusi oleh beberapa elemen di dalamnya seperti perpaduan antara bintang, gas, debu dan sebuah senyawa gelap yang masih belum diketahui namanya.

Sejarah Sepak Bola

Menurut Bill Muray, pakar sejarah sepak bola, dalam bukunya The World Game: A History of Soccer, sepak bola sudah dimainkan sejak awal Masehi. Saat itu, orang-orang di era Mesir Kuno sudah mengenal permainan membawa dan menendang bola yang dibuat dari buntalan kain linen. Sejarah Yunani Purba juga mencatat ada sebuah permainan yang disebut episcuro, permainan menggunakan bola. Bukti itu tergambar pada relief-relief di dinding museum yang melukiskan anak muda memegang bola bulat dan memainkannya dengan paha.

Sepak bola juga disebut-sebut berasal dari daratan Cina. Dalam sebuah dokumen militer disebutkan, sejak 206 SM, pada masa pemerintahan Dinasti Tsin dan Han, orang-orang sudah memainkan permainan bola yang disebut tsu chu. Tsu mempunyai arti "menerjang bola dengan kaki". Sedangkan chu, berarti "bola dari kulit dan ada isinya". Mereka bermain bola yang terbuat dari kulit binatang dengan cara menendang dan menggiringnya ke sebuah jaring yang dibentangkan pada dua tiang.

Jepang pun tidak mau ketinggalan. Sejak abad ke-8, konon masyarakatnya sudah mengenal permainan ini. Mereka menyebutnya sebagai Kemari. Bolanya terbuat dari kulit kijang berisi udara.

Yang menarik, ada legenda pada abad pertengahan. Konon saat itu, seluruh desa mengikuti satu permainan bola. Bola yang terbuat dari tengkorak, ditendang satu diantara warga ke arah desa tetangga. Kemudian, oleh si penerima bola di desa itu, bola dilanjutkan ditendang ke desa selanjutnya.